PENATAAN ARSIP AKTIF
A. Pengertian
Arsip Aktif
Kata arsip
berasal dari kata “archeion” (bahasa yunani), “archivum” (bahasa latin) yang
artinya kantor pemerintahan dan kertas yang disimpan pada kantor tersebut, yang
semula di terapkan pada record atau rekaman pemerintahan (arsip). Dari kata
archeion masih dapat ditemukan kata asalnya ialah arche. Dari kata arche
terbentuk kata baru berupa ; (a) archaios artinya kuno, misalnya archaeology
artinya mempelajari pelajaran kuno, (b) archi artinya tempat utama, kekuasaan,
misalnya architect artinya ahli membuat rancang bangunan (c) archeian artinya
kantor, gedung pemerintahan. {Sulistyo Basuki (1996;2)}.
Dalam undang –
undang No. 7 tahun 1971 tentang ketentuan-ketentuan kearsipan, pasal 1
dinyatakan bahwa arsip adalah naskah-naskah yang dibuat atau diterima oleh
lembaga Negara dan badan-badan pemerintahan dalam bentuk corak apapun, baik
dalam keadaan tunggal maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kehidupan
kebangsaan.
Arsip dinamis
adalah arsip yang masih diperlukan secara langsung dalam perencanaan,
pelaksanaan, penyelenggaraan kehidupan kebangsaan pada umumnya atau arsip yang
digunakan secara langsung dalam penyelenggaraan administrasi Negara.
Arsip dinamis
aktif adalah arsip yang masih berada di kantor, baik kantor
pemerintah, swasata atau organisasi kemasyarakatan karena masih dipergunakan
secara langsung dalam perencanaan, pelaksanaan dan kegiatan administrasi
lainnya.
B. Sistem
Pemberkasan Arsip
Istilah file
dapat dipersamakan dengan berkas. Sedangkan penataan berkas (filing) ialah
mengatur, menyusun sehingga membentuk berkas sesuai dengan tipe dan kegunaan
arsip bagi kepentingan-kepentingan pekerjaan..
Pada dasarnya, penyimpanan arsip dilakukan dengan
menggunakan cara tertentu secara sistematis yang dimaksudkan untuk membantu dan
mempermudah kita dalam penyimpanan dan penemuan kembali arsip tersebut. Meteode
penyimpanan tersebut sering disebut sistem penyimpanan arsip (filling system).
(a)
Angka Urut
Sistem ini
merupakan sistem pemberkasan yang paling sederhana. Di sini arsip diatur
berdasarkan urutan angka seperti : 01, 02, 03, 04, dan seterusnya. Sistem
urutan angka hanya efektif jika arsip yang ada tidak melebihi 5.000
berkas.
(b)
Sistem Tanggal/urutan waktu (Chronological Filling
Systems)
Sistem urutan
tanggal merupakan salah satu tipe penataan arsip berdasarkan angka. Penataan
berdasarkan urutan tanggal dapat digunakan jika tanggal merupakan alat utama
untuk identifikasi arsip. Tickler File adalah salah satu contoh khas dari
berkas yang diatur berdasarkan urutan tanggal (tanggal, bulan, tahun).
(c)
Pemberkasan Atas Dasar Abjad (Alphabetic Filing)
Sistem
pemberkasan ini atas dasar urutan abjad merupakan system yang paling tua dan
sederhana. Jenis arsip yang diatur berdasarkan system ini antara lain yang
berkenaan dengan arsip kepegawaian, nasabah, langganan, pasien, dan sejenisnya.
(d)
Pemberkasan Atas Dasar Masalah
Landasan utama
penataan berkas system ini adalah masalah yang terkandung dalam arsip atau
berkas. System ini biasanya diterapkan pada arsip hasil korespondensi ( surat
dan sejenisnya), hasil kegiatan lainnya seperti penelitian, arsip kasus (case
file) dan sebagainya.
C. Peralatan dan
Perlengkapan Kearsipan
Dalam menentukan peralatan yang digunakan perlu memperhatikan
beberapa hal sebagaimana berikut ini : Arsip harus dapat dengan mudah diambil
dan ditempatkan kembali pada lokasinya; Peralatan harus disesuaikan dengan
bentuk dan ukuran fisik arsip, seperti peta, foto, surat, dan sebagainya; dan
Peralatan yang digunakan juga memperhatikan pertumbuhan atau akumulasi yang
tercipta, seperti SPJ dan sebagainya.
a.
Folder
Alat yang
digunakan untuk tempat arsip. Folder memiliki tab untuk tempat kode dan indeks
atau title. Letak tab bergantung system penataan yang digunakan, apakah
vertical atau lateral.
b.
Guide
Alat yang
digunakan sebagai batas atau petunjuk antara pokok masalah (primer) dengan
rinciannya (sekunder dan tersier). Bahannya dapat dari karton tipis atau
plastic.
c.
Rak Lemari Terbuka
Untuk menyimpan
arsip yang fisiknya seukuran surat ada dua jenis alat yang dapat digunakan,
yakni terbuka (rak) dan tertutup seperti filing cabinet. Penggunaan rak
terbuka lebih menguntungkan, dan salah penempatan folder kecil kemungkinannya.
Kelemahan pada rak terbuka adalah kurang aman, baik dari unsur pencurian, debu
atau bahaya kebakaran.
d.
Filing cabinet
Pada umumnya
dibuat dari metal dengan laci yang beraneka ragam, ada yang 4 laci dan 2 laci.
Jarak antara filing cabinet yang satu dengan yang lainnya sekitar 8-9 cm.
e.
Rotary (alat penyimpanan berputar)
Alat ini dapat
digerakkan secara berputar sehingga dalam penempatan dan penemuan kembalinya
tidak banyak memakan tenaga. Keuntungan lainnya dapat menghemat tempat jika
dibandingkan dengan filing cabinet ataupun rak.
D.
Peminjaman dan Penemuan Kembali Arsip Aktif
a.
Peminjaman
Penemuan
kembali arsip (retrieval) diawali dengan adanya permintaan dari
pengguna. Sehingga antara peminjaman dan penemuan kembali arsip merupakan suatu
hal yang berkaitan. Ketepatan dan kecepatan menemukan atau mendapatkan arsip
akan sangat bergantung dari beberapa hal seperti berikut ini:
(a)
Kejelasan materi yang diminta oleh pengguna;
(b)
Ketepatan sistem pemberkasan yang digunakan dalam pemberkasan
jenis-jenis arsip;
(c)
Ketepatan dan kemantapan sistem indeks (baik
sistem manual maupun mekanik);
(d)
Ketepatan dan kemantapan system klasifikasi;
(e)
Tersedianya tenaga yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang memadai.
Pada umumnya
pengguna arsip dalam meminta arsip menggunakan berbagai sebutan. Sesuai dengan
apa yang diminta petugas arsip harus secara cepat mampu menangkap maksud
pengguna. Dengan cepat pula mengidentifikasikan informasinya guna menetapkan
indeks dan sistem penataannya.
b.
Penemuan Kembali Arsip
Penemuan
Kembali Arsip (retrieval) dapat dilakukan baik secara manual
(konvensional) atupun secara mekanik (inkonvensional). Penemuan kembali secara
manual berarti penemuan kembali dilakukan melalui kemampuan manusia tanpa
menggunakan tenaga mesin. Petugas arsip mencari arsip langsung kepada himpunan
berkas tersebut. Kecepatan dan ketepatan penemuan kembali ini sangat
bergantung dari ketepatan penerapan sistem penataan berkasnya serta penggunaan
indeks yang merupakan identitas sesuatu arsip atau dokumen.
Adapun penemuan
kembali dengan cara mekanik lebih banyak untuk menunjukkan lokasi penyimpanan
arsip melalui sarana elektronik (komputer). Arsip aslinya sendiri diambil
melalui tangan. Lain halnya jika yang diperlikan hanya informasinya, bukan
arsip orisinilnya. Untuk keperluan tersebut dibuat abstraksi dari arsip yang
terpilih dan disimpan.
Penemuan kembali informasi secara mekanik dewasa ini semakin berkembang dan
semakin canggih. Dokumen atau arsip dapat disimpan pada sarana elektronik
(komputer) yang bekemampuan tinggi. Penyimpanan dan penemuan kembali secara
elektronik pada hakekatnya merupakan suatu copy elektronik tanpa
mengganggu data aslinya. Arsip aslinya jika diperlukan masih tetap harus
diambil dengan tangan. Dengan demikian menunjukkan kepada kita juga bahwa
sebelum menggunakan peralatan yang serba canggih tersebut, masih tetap
memerlukan pengaturan arsip fisiknya secara baik.
E.
Pengorganisasian Arsip Aktif
Untuk keperluan
pengorganisasian arsip aktif ada beberapa pilihan yang dapat diterapkan sesuai
dengan tipe organisasi atau perusahaan tang bersangkutan, yakni:
(a)
Penyimpanan secara terpusat (sentralisasi);
(b)
Penyimpanan secara terpencar (desentralisasi);
(c)
Desentralisasi terkendali (diawasi).
a.
Penyimpanan Arsip secara Terpusat
Dimana semua
arsip aktif, kecuali yang masih dalam proses pekerjaan, disimpan pada lokasi
terpusat (satu lokasi). Keuntungan yang diperoleh dari system ini antara lain:
(a)
Arsip hilang atau salah penyimpanan kecil sekali
terjadi, karena arsip dikelola oleh tenaga-tenaga yang telah dipersiapkan untuk
tugas pengelolaan arsip (professional).
(b)
Kemungkinan penyimpanan arsip ganda kecil sekali,
karena akan segera diketahui apakah arsip yang bersangkutan merupakan duplikasi
atau bukan.
(c)
Pengguna ruangan dan peralatan lebih efektif.
(d) Pelakasanaan
penyusutan arsip akan lebih lancer. Secara terprogram akan dapat dilakukan
pemusnahan ataupun pemindahan ke file inaktif.
Tetapi dalam
prakteknya sistem ini agak sulit dilaksanakan karena para pengguna umumnya
menginginkan menyimpan sendiri arsipnya. Hal ini disebabkan kurang adanya
kepercayaan kepada pemusatan arsip aktif ini (cental file), khusunya
yang berkaitan dengan pengamanan informasinya.
Central file akan berjalan dengan baik dan lancar apabila
syarat-syarat ini terpenuhi.
(a)
Lokasi central file dapat dengan mudah
dijangkau oleh pengguna.
(b)
Diterapkan pada organisasi kecil dan telah memiliki
program manajemen kearsipan yang bagus.
(c)
Jika sistem central file telah dianut,
pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada petugas, tidak dibenarkan pihak
pengguna ikut campur dalam pengelolannya, termasuk mencari sendiri
berkas-berkasnya.
(d)
Adanya jaminan kerahasiaan arsip, khususnya yang
terkait dengan kebijakan, arsip rahasia termasuk arsip personil.
b.
Penyimpanan Arsip secara Terpencar / Desentral
Dimana setiap
pengguna mengawasi dan menyimpan arsipnya sendiri. Jika sistem ini dilaksanakan
akan diperoleh kerugian, antara lain:
(a)
Akan terjadi penyimpangan duplikasi yang berlebihan
(b)
Penggunaan ruangan dan peralatan tidak efisien
(c)
Tidak adanya pengawasan terhadap pelaksanaan tata
kearsipan, khususnya pelaksanaan penataan berkas.
(d)
Kebijaksanaan penyusutan arsip tidak diikuti,
sehinggan pertumbuhan arsip semakin meningkat memenuhi ruang kerja.
(e)
Petugas kearsipan di unit-unit kerja kurang memilki
pengetahuan dan ketrampilan dibidang kearsipan.
c.
Penyimpanan
Desentral Terkendali
Bagi suatu organisasi besar akan sulit melaksanakan
kedua sistem penyimpanan tersebut. Kecuali bagi organisasi kecil sistem sentralisasilah
yang akan dipilih. Untuk organisasi besar perlu dicarikan jalan keluarnya,
untuk keperluan tersebut perlu tindakan kompromi antara sistem sentralisasi dan
desentralisasi. Masing-masing unit kerja mempunyai tanggung jawab menyimpan dan
memelihara arsip aktif yang diciptakannya (desentral), namun pelaksanaannya
tetap dalam pengawasan secara terpusat (sentral) oleh unit kearsipan. Dengan
demikian konsistensi, keseragaman dan ketertiban pelaksanaan penataan berkas
dapat terjamin.
No comments:
Post a Comment