Pemeliharaan Arsip
1. Konsep Dasar/Pengertian:
Pemeliharaan arsip
adalah usaha pencegahan arsip agar kondisi fisik dan informasinya tidak rusak
selama masih mempunyai nilai guna. Untuk dapat memelihara arsip dengan baik,
perlu diketahui beberapa faktor penyebab kerusakan arsip dan cara
pencegahannya. Dengan kata lain usaha ini disebut dengan preventif.
a. Penyebab kerusakan Arsip
Faktor-faktor
penyebab kerusakan arsip dapat dibedakan menjadi 2, yakni factor intrinsik dan
ekstrinsik.
Faktor Intrinsik ialah penyebab kerusakan
yang berasal dari benda arsip itu sendiri, misalnya kualitas kertas (kertas yang baik adalah kertas yang bebas
asam atau yang ber Ph 7. Ukuran Ph ini dari satu sampai dengan 14. Kurang dari
7 berarti mengandung asam dan lebih dari 7 berarti alkalin. Alat-alat yang
sering digunakan untuk mengukur Ph adalah Ph meter), pengaruh tinta, pengaruh
lem perekat, dll. Kertas dibuat dari campuran bahan yang mengandung unsur-unsur
kimia. Karena proses kimiawi, kertas akan mengalami perubahan dan rusak. Proses
kerusakan ini bisa terjadi dalam waktu yang singkat, bisa pula memakan waktu
bertahun-tahun. Demikian pula tinta dan bahan perekat dapat menyebabkan proses
kimia yang merusak kertas.
Faktor Ekstrinsik ialah penyebab kerusakan
yang berasal dari luar benda arsip, yakni lingkungan fisik, organism perusak,
dan kelalaian manusia.
Faktor lingkungan fisik yang
berpengaruh besar pada kondisi arsip antara lain temperature, kelembaban udara, sinar
matahari, polusi udara dan debu.
Biologis, organism perusak yang kerap
merusak arsip antara lain jamur, kutu buku, ngengat, rayap, kecoak, dan tikus.
Kimiawi yakni kerusakan arsip yang
lebih diakibatkan merosotnya kualitas kandungan bahan kimia dalam bahan arsip.
Kelalaian manusia yang sering terjadi
yang dapat menyebabkan arsip mudah rusak adalah percikan bara rokok, tumpahan,
atau percikan minuman, dsb.nya.
b.
Usaha Pencegahan Kerusakan
Ada beberapa upaya
untuk mencegah kerusakan, antara lain menggunakan bahan yang bermutu tinggi,
Kertas, tinta, karbon, lem, dan bahan-bahan lain yang bermutu baik sehingga
lebih awet. Penjepit kertas (paper clip) yang terbuat dari plastic lebih baik
dari penjepit terbuat dari logam, karena plastic anti karat. Disamping itu,
ruangan penyimpanan arsip harus dibangun dan diatur sebaik mungkin sehinga
mendukung keawetan arsip.
Lokasi ruangan/gedung arsip sebaiknya
terletak di luar daerah industry dengan luas yang cukup untuk menyimpan arsip
yang sudah diperkirakan sebelumnya. Kalau merupakan bagian dari satu ruangan
gedung, hendaknya ruangan arsip terpisah dari kegiatan kantor lainya dan tidak
dilalui saluran air.
Kontruksi bangunan sebaiknya tidak
menggunakan kayu yang langsung menyentuh tanah untuk menghindari serangan
rayap. Pintu dan jendela diletakan di bagian yang tidak memungkinkan sinar
matahari langsung masuk ke dalam ruangan. Kalau jendela sudah terlanjur
terpasang, dapat diberi kaca berwarna kuning tua atau hijau tua untuk menyaring sinar ultraviolet . Untuk mencegah masuknya
debu dan berbagai macam serangga, sebaiknya ventilasi udara dan jendela diberi
kawat kasa halus.
Ruangan sebaiknya dilengkapi penerangan, pengatur temperature ruangan, dan
air conditioner (AC) yang bermanfaat untuk mengendalikan kelembaban udara di
dalam ruangan. Kelembaban udara yang baik sekitar 50%-60% dan temperatur
sekitar 60°C-75°F atau 22°-25°C.
Ruangan harus selalu bersih dari debu,
kertas bekas, putung rokok, maupun sisa makanan.
c.
Alat Penyimpanan
Alat penyimpanan
seperti lemari, filing cabinet,rak, dan lainya terbuat dari logam tahan karat.
Peralatan dari kayu disamping daya tahanya lebih kecil juga mudah terbakar dan rentan terhadap
seragnan rayap dan serangga lainnya. Adapun alat pemeliharaan antara lain mesin
penghisap (vacuum cleaner), termohigrometer (alat pengukur temperature dan
kelembaban udara) alat pendeteksi api/asap (fire/smoke detector), pemadam
kebakaran. Dll.
Setiap 6 (enam) bulan ruangan hendaknya
disemprot dengan racun serangga, seperti DDT, Dieldrin, Pryethrum, dan
sebagainya, tetapi jangan sampai mengenai barang-barang arsip.
Untuk mencegah kecoak bisa menggunakan
kapur barus disela-sela buku/arsip yang kelihatan gelap.
Untuk mencegah rayap dapat digunakan sodium
arsenit yang dituangkan ke celah-celah
lantai
Cara terbaik untuk membunuh kutu buku
dengan jalan fumigasi. Fumigasi dilakukan dengan memasukan berkas-berkas arsip
ke dalam suatu ruang tertutup, lalu ke dalam ruangan itu disemprotkan bahan
kimia berupa cairan gas etilena oksida dan karbon dioksida selama 3 jam.
Setalah 3 jam semua telur dan larva kutu buku akan mati.
2.Perawatan Arsip
Perawatan arsip
adalah usaha penjagaan agar benda arsip yang telah mengalami kerusakan tidak
bertambah parah. Pada umumnya, kerusakan yang paling sering terjadi adalah
sobek, terserang jamur, terkena air dan terbakar.
Arsip yang rusak karena robek dapat
diperbaiki dengan cara bagian yang robek ditempeli kertas yang sejenis dengan
menggunakan perekat dari kanji (tepung ketela). Bila sangat parah dapat minta
pertolongan ahli di ARsip Nasional.
Cendawan yang melekat pada arsip dapat
dihilangkan dengan mengoleskan cairan aseton, atau cairan thymol dengan
spiritus, atau cairan formalin 40% dengan air. Bercak jamur pada arsip berupa
buku dapat dicegah agar tidak menjalar dengan cara menyelipkan tisu
pembasmi jamur pada sela-sela halaman
buku setiap ketebalan 5mm.
Arsip yang basah/terendam air terlebih
dahulu dibersihkan dari lumpur yang menempel dengan mengoleskan kapas sedikit
basah agar kotoran dapat terserap oleh kapas tersebut. Kemudian bila arsip
berbentuk bendel, buka ikatan bendel dan peraslah air dari bendel tersebut
dengan cara menekanya perlahan-lahan. Selanjutnya, arsip dikeringkan dengan
jalan meletakan arsip diatas kertas penyerap (blotting paper), kemudian
menaruhnya di tempat dan ruangan yang kering, tidak terkena sinar matahari, dan
cukup ada hembusan angin hingga kering. Cara lain adalah arsip diletakan
diantara kertas penyerap lalu disetrika kering. Bila kertasnya melekat satu
sama lain, pisahkan dengan pisau tumpul.
1.
Pengamanan Arsip
Pengamanan arsip
adalah usaha penjagaan agar benda arsip tidak hilang dan agar isi atau
informasinya tidak diketahui oleh orang
yang tidak berhak. Petugas arsip harus mengetahui persis mana saja arsip yang sangat vital bagi
organisasinya, mana arsip yang tidak terlalu penting, mana arsip yang sangat rahasia. Usaha pengamanan
antara lain dilakukan dengan cara-cara sebagai
berikut:
Petugas arsip harus betul-betul orang yang
dapat menyimpan rahasia.
Harus dilakukan pengendalian dalam
peminjaman arsip. Misalnya dapat ditetapkan bahwa peminjaman arsip hanya boleh
dilakukan oleh petugas atau unit kerja yang bersangkutan dengan penyelesaian
surat itu.
Diberlakukan larangan bagi semua orang
selain petugas arsip mengambil arsip dari tempatnya.
Arsip ditempatkan yang aman dari
pencurian.
2.
Bahan Arsip Kertas
Arsip konvensional
adalah arsip yang informasinya terekam dalam media kertas yang berupa tulisan
tangan atau ketikan. Karena informasi yang terekam dalam bentuk teks maka arsip
ini disebut juga sebagai arsip tekstual (terminologi Kearsipan Nasional, 2002).
Kertas permanen adalah kertas yang mampu mempertahankan sifat-sifatnya yang
akan mempengaruhi keterbacaan dan
penanganan dokumen saat disimpan dalam kondisi tertentu untuk jangka waktu
lama. Dua aspek penting kertas permanen adalah daya tahan simpan (permanen) dan
tahan pakai (durabilitas).
Penggunaan kertas
dengan nilai kegunaan dalam jangka waktu lama untuk jangka simpan 10 tahun atau
lebih atau bernilai guna permanen harus menggunakan kertas HVS diatas 70 gram
atau jenis lain dan serendah-rendahnya dengan nilai keasaman (pH) 7 (Keputusan
Menpan No.72/KEP/M.PAN/07/2003 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas)
No comments:
Post a Comment